Jumat, 21 November 2008

Sebuah Keraguan

Sebuah keraguan? hmm...nggak juga sih, lebih tepat kalo dibilang ketidak yakinanku pada diriku sendiri. Sering banget aku meragukan kemampuanku sendiri, meskipun kadang setelahnya aku tahu bahwa ternyata aku bisa melakukan hal itu dengan benar.
Jadi inget waktu pertama kali dipilih jadi kaput. Sebelumnya calon yang lain pada bilang,"Udah, lo aja, deh" gitu. Tapi, aku nggak mau ngakuin itu, lagipula mereka itu (calon-calon yang lain) adalah orang-orang yang bener-bener berdedikasi sama Rohis. Waktu hasilnya diumumin, nyaris, aku nangis di depan mereka semua. Siapa lagi yang lebih tahu dariku tentang aku? Siapa lagi yang lebih tahu dariku bahwa aku nggak pantes buat ada di posisi itu? Aku sempet nolak, tapi ada kakak kelas yang bilang,"Dek, waktu Khalifah Umar dipilih jadi Khalifah, dia juga ngerasa nggak pantes untuk ngambil posisi itu. Tapi, karena itu hasil musyawarah, dia tetep melaksanakan jabatan itu". Mana bisa aku ngebantah yang kayak gitu? Alhasil, pulang dari LDKR, aku stress berat. Dan baru bisa bener-bener pulih tiga hari setelahnya (sakit juga, sih :p). Trus, menjelang masuk lagi setelah liburan, mulai cemas lagi. Tapi, alhamdulillah banget, aku dapet banyak banget dukungan dan bantuan dari rakan-rekan sekalian, juga dari senior-senior. Makasih banyaak!!
Trus, jadi sutradara di drama Kebon Meteor (hari Sabtu ini, lhooo!). Sering banget frustasi, beberapa kali meledak marah (maaf ya, semuanya! (-/\-)). Lagi-lagi, alhamdulillah, Ya Allah, Engkau sudah memberikan banyak teman yang baik untukku. Paling nggak kita bisa bekerja sama dengan baik, meskipun latihannya (woi! yang bener, dong!!) masih banyak yang asal-asalan. Maksudku, bukan berarti di antara kelompok kita sendiri sama sekali nggak ada masalah, tapi kurasa, kita berhasil menyingkirkan masalah itu untuk bisa bekerja sama dalam ini. Thanks to all of you, guys!
Dalam ngelaksanain semua itu, pasti ada satu titik yang bener-bener bikin aku depresi, dan semua itu sebabnya ya kalo bukan ketidakyakinanku pada diriku sendiri, ya berarti karena aku menyalahkan diriku sendiri atas apa yang terjadi. Dan itu semua, lagi-lagi, aku bersyukur banget, dan juga, makasih banyak untuk orang yang ngucapin ini, "Lo harus yakin sama diri lo sendiri, Fah! Kalo lo yakin lo bener, lo harus pertahanin keyakinan lo itu. Jangan nyerah gitu aja!" (BTW, bener nggak, sih? Dah rada lupa, tapi intinya begitu, kok). Dia ngucapin itu untuk hal lain, dimana (lagi-lagi) aku nggak yakin sama diriku sendiri. Tapi, kata-kata itu rasanya langsung nusuk ke hati, secara baru aja malemnya itu aku stress mikirin ini dan itu. Untung aku nggak sampe nangis lagi di depan dia. Udah berkaca-kaca, sih :p.
Kata-kata itu langsung nyadarin aku, bahwa ada orang lain yang berjuang demi aku, berjuang bersamaku, dan berjuang disisiku. Dan aku nggak boleh nyerah gitu aja. Paling nggak aku harus ngusahain yang terbaik, buat mereka, dan pastinya buatku sendiri. Karena, nggak ada yang bisa ngejalanin hidupku kecuali aku sendiri. Jadi, aku yang harus menentukan pilihanku. Baik itu berakibat baik atau buruk, aku juga harus siap untuk menanggung akibatnya sendiri.
Ayo berjuang!

0 komentar: